Batik tradisional identik dengan batik tulis. Yaitu batik yang dibuat dengan cara ditulis. Batik dengan teknik ini merupakan teknik membatik tertua yang pernah ada. Teknik ini sudah ada sejak ratusan tahun silam. Dan sampai saat ini teknik membatik tulis masih terjaga. Ada beberapa bahan dan alat yang digunakan untuk membuat batik tulis. Diantaranya, canting, lilin batik atau malam dan juga kain mori.
Seperti kita ketahui, batik merupakan kain bergambar. Tetapi, proses pembuatan gambar ini dilakukan dengan cara khusus. Yaitu dengan melukisnya menggunakan beberapa alat tradisional. Gambar yang ada pada batik biasa disebut pola atau motif batik. Ada berbagai pola yang sudah dibuat. Pola-pola tersebut kebanyakan merupakan filosofi hidup pada zaman dahulu.
Dahulu, batik menjadi salah satu kain yang sangat eksklusif. Tidak sembarangan orang bisa mengenakannya. Hanya seorang raja, keluarga kerajaan dan kalangan tertentu saja yang bisa mengenakan kain ini. Selain itu tidak bisa mengenakan kain yang merupakan warisan budaya ini.
Salah satu jenis batik yang masih sangat digemari adalah batik tradisional. Tradisional di sini adalah motifnya masih lama. Berbeda dengan batik modern, motif batik tradisional punya aturan dalam membuatnya. Dan seorang perajin batik tidak boleh melanggar aturan tersebut. Terutama mengenai motif batik itu sendiri. Inilah yang menjadikan beberapa motif batik menjadi motif pakem. Motif pakem adalah motif yang sudah tidak bisa diubah lagi. Dari zaman dahulu sampai sekarang motif ini mempunyai bentuk yang sama.
Ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri yang dimiliki oleh batik-batik tradisional. Makanya, sampai saat ini pun batik tradisional atau batik tulis tetap digemari oleh para pecinta batik. Untuk mendapatkan batik-batik tradisional, anda bisa membeli di tempat kami (Batik Dlidir). Untuk pemesanannya sangat mudah. Anda tidak perlu datang ke tempat kami. Melainkan cukup menghubungi saya (Pak Mudzakir) di nomor +6282265652222. Dan kami akan melayani anda dengan senang hati. Termasuk siap diajak berkonsultasi mengenai motif batik.
Batik tradisional di Batikdlidir
Batik tradisional di Batikdlidir. Sebuah karya, tradisi dan tehnik yang harus dilestarikan. Tehnik ini sudah mengakar kuat di Indonesia, khususnya kota solo, pekalongan dan jogja. Batik tulis adalah pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain. Alat – alat yang digunakan yakni canting, malam, kain dan pemanas malam ( kompor kecil ).
Handmade Batik Fabric.
Indonesian Batik Fabric.
Biasanya diperuntukkan bagi direksi perusahaan atau kalangan menengah keatas. Ini bukan tanpa alasan, karena harganya relatif mahal. Mengapa bisa mahal?, proses pembuatan membutuhkan waktu 2 minggu sampai 2 bulan. Waktu tersebut menghasilkan hanya satu potong batik tulis . Itulah yang membuatnya terbilang mahal.
Berikut tahapan dan jenjang harganya :
1. Tehnik ukel.
Yaitu Tehnik mencantingkan malam berbentuk setengah lingkaran. Tehnik ini juga termasuk untuk membuat pola gringsing dan obat nyamuk. Untuk tehnik ini masuk kategori tersulit kisaran. Kami memberi harga 1,3 jt sampai 3,5 juta. Kisaran ini tergantung bahan kain, pewarnaan dan tingkat kealusan dalam membatik (pengerjaan maksimal 3 bulan).
2. Tehnik Granit.
Yaitu tehnik mencantingkan malam dengan metode titik titik yg diluar pola. Sedangkan yg didalam pola bernama pasiran. Tehnik ini tergolong sulit karena dasar pembedanya dari sisi besar kecilnya canting.
Semakin kecil canting akan membutuhkan tingkat kerapian dan kesabaran yang tinggi. Dan juga memakan waktu cukup lama.
Untuk tehnik ini kisaran harga 900 ribu sampai 3 jt. Kisaran ini tergantung dari kehalusan. Selain itu, juga bahan kain yang digunakan. Pengerjaan tehnik granit menyita waktu 2 minggu.
3. Tehnik Buh.
Yaitu tehnik mencantingkan malam secara merata. Meliputi didalam pola utama maupun di tumpal. Untuk tehnik ini kisaran harga 600 rb sampai 700 ribu. Proses pembuatannya kami menampilkan kepada Anda dalam bentuk video dan gambar.
Untuk membeli ready stock maupun order batik tulis bisa whatsapp ke :
0822 6565 2222 Pak Mudzakir.